Minggu, 18 November 2012

Bab 3 penelitian kesehatan


Perhatian pada Bab 3 penelitian kesehatan

Setelah selesai di bab 1 (pendahuluan) anda di acc oleh dosen, maka anda pun melaju pesat pada bab 2 (tinjauan pustaka/kerangka teori). Saya yakin anda akan mulai sibuk keluar masuk perpustakaan. Jika perpustakaan kampus anda cacad (seperti pengalaman saya) maka anda akan mencari perpustakaan kampus lain atau anda mulai mencari toko buku.
Disini saya coba membantu anda dalam menyusun kerangka konsep. Karena disinilah kerangka dari seluruh penelitian anda.
Lupakan sejenak dari ketinggalan anda dari yang lain. Duduklah santai dengan kopi dingin di hadapan anda. Putar musik kesukaan anda karena saya lebih suka anda membaca ini dengan kepala goyang kekanan dan kiri.
Kita mulai dengan basic ya…
Seperti dikatakan oleh prof. dr. soekidjo notoatmojo bahwa pada garis besarnya penelitian dilihat dari metodenya, dikelompokkan menjadi dua, yakni metode penelitian survei (noneksperimen), dan metode penelitian eksperimen.
Dalam penelitian tidak dilakukan intervensi atau perlakuan terhadap variable, kemudian dilihat perubahannya pada variable lain, tetapi sekedar mengamati fenomena alam atau social yang terjadi, atau mencari hubungan fenomena tersebut dengan variable-variabel yang lainnya. Survei dilakukan terhadap sekumpulan objek yang cukup banyak dalam jangka waktu tertentu. Tetapi tidak dilakukan pada seluruh objek, hanya melalui perwakilan seluruh objek tersebut. Perwakilan seluruh objek inilah yang disebut dengan Sampel. Oleh sebab itu penelitian survei selalu melakukan pengambilan sampel.
                                                      Survei deskriptif           - survei potong silang (cross sectional)
Penelitian survei                                                                  - survei retrospektif (kasus control)
                                                      Survei analitik               - survei prospektif (cohort)






A.  Variabel bebas dan variabel tergantung
1. variabel bebas
Variabel bebas (independent, kausa, risiko) merupakan variabel yang berubah dan diduga memmengaruhi nilai variabel tergantung. Pada studi prevalens, kohor, dan kasus-kontrol variabel bebasnya biasanya merupakan faktor risiko yang diteliti yang berskala nominal dikotom. Pada uji klinis variabel bebas juga biasanya berupa variabel nominal, misal pemberian obat eksperimental atau obat standar/placebo.
2. variabel tergantung
Variabel tergantung (dependen, efek, hasil, outcome) merupakan variabel yang nilainya akan berubah dengan perubahan variabel bebas. Variabel tergantung dapat mempunyai skala numeric, ordinal, atau nominal; skala variabel ini akan sangat menentukan jenis analisis yang akan dilakukan.
3. variabel pengganggu
Variabel pengganggu (confounding)  adalah variabel yang mengganggu terhadap hubungan antara variabel independent dengan variabel dependen. Variabel ini dapat terjadi dengan 2 cara: membuat perbedaan yang nyata antara kelompok-kelompok (meskipun sebenarnya perbedaan itu tidak ada), atau menyembunyikan perbedaan yang sebenarnya ada.

B.  Jenis survei
1. potong silang (cross sectional)
Dalam cross sectional, variabel sebab atau resiko dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Misalnya hubungan antara antara asfiksia dengan mati tenggelam, dan lain sebagainya.
Pengumpulan data untuk jenis penelitian ini, baik untuk variabel resiko atau sebab (independent) maupun variabel akibat (dependent variabel)  dilakukan secara bersama-sama sekaligus.
 2. retrospektif
Penelitian ini yang berusaha melihat kebelakang (backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang telah terjadi. Lalu ditelusuri kebelakang tentang penyebabnya (variabel yang mempengaruhinya).
Dengan kata lain retropekstif adalah berangkat dari dependent variabel, kemudian dicari independent variablenya. Misalnya : hubungan antara merokok dengan kanker paru. Maka dimulai dengan pengmpulan kasus kanker paru lalu ke ditanyakan riwayat merokok dari waktu lampau sampai sekarang.
3. propsektif
          Kebalikan dari retropektif. Disini bersifat melihat kedepan (forward looking), dimulai dari variabel penyebab atau faktor resiko, kemudian diikuti akibatnya pada waktu yang akan datang.
          Dengan kata lain, penelitian ini berangkat dari variabel independent kemudian diikuti akibatnya (variabel dependent). Misal : penelitian dimulai dari mengambil sampel dari perokok, kemudian penderita kanker paru. 

Seperti saya sebutkan bahwa pada bab 3 terdapat kerangka konsep dan definisi operasional.
Konsep adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui konstruk atau yang dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambing yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang bervariasi.
Oleh sebab itu prof.DR.dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp>a dalam bukunya “dasar-dasar metodologi penelitian klinis” mengatakan lazimnya kerangka konseptual ini dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukan jenis serta hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait. Karena tidak semua variabel akan diukur dalam penelitian yang direncanakan, pada diagram perlu digambarkan pula batas-batas lingkup penelitian. Diagram kerangka konseptual harus menunjukkan ketrkaitan antar variabel. Kerangka konsptual yang disuun dengan baik dapat memberikan informasi yang jelas dan akan mempermudah pemilihan desain penelitian.

Tanda kematian
1.      Terhentinya denyut jantung,
2.     Terhentinya pergerakan pernapasan,
3.     Kulit terlihat pucat,
4.     Melemasnya otot-otot tubuh, dan
5.     Terhentinya aktivitas otak

 
Contoh :




                                                                                             Kematian





Dalam definisi operasional anda perlu menjabar setiap dari define kerangka konsep yang dibuat.
Mis, terhentinya denyut jantung adalah keadaan dimana jantung tidak dapat memompakan darah keseluruh tubuh, dan seterusnya.



SKALA PENGUKURAN
1.     katagori : tidak dapat dimanipulasi oleh matematika (skala nominal dan skala ordinal)
a.  skala nominal (tidak berperingkat)
·      himpunan terdiri dari : - anggota yang memiliki persamaan
                                       -  anggota yang memiliki perbedaan
·      pada sakala nominal kita menghitung banyaknya subjek.
·      2 nilai = dikotom/binomial. Mis : dan
·      Bila lebih dari 2 nilai = polikotom (20 thn, 30 thn, 40 thn)
·      Tak dapat dimanipulasi oleh matematika (mean)
·      Dihitung berdasaran proporsi, persentase, risiko absolute atau relative.
·      Contoh, laki2 dan perempuan masing2 sekian, atau anak2 dan dewasa masing2 sekian.

b.  Skala ordinal (berperingkat sederhana)
·      Himpunan menurut : rangking, urutan, jabatan, pangkat.
·      Tidak sekedar perbedaan atau persamaan tetapi lebih spesifik, misalnya pada umur dikelompokkan menjadi anak2, anak muda, tua (dewasa).
·      Tidak dapat dimanipulasi oleh matematika (+, -, x). misalnya stadium 2 bukanlah 2 kali lebih parah dari stadium 1.

2.    Numeric: berperingkat jelas, kuantitatif,, lengkap, dapat diukur. Dan dapat dimanipulasi matematika (=, -, x).

a.  Skala Interval
·      Seperti ordinal tetapi mempunyai interval (jarak). Misalnya pada umur : - <20 tahun
-      20 – 29 tahun
-      30 – 39
-      Dst
·      Tidak mempunyai nilai 0 yang alami. Misalnya : 0°c berbeda dengan 0°F



b.  Skala rasio
·      Perbandingan antara lebih besar, lebih kecil atau sama.
·      Punya nilai 0 yang alami. Misalnya kolesterol, berat badan.

Nilai numeric lainnya:
a.    Kontinu : nilai desimal (ureum)
b.    Diskret : tidak ada nilai decimal (jumlah anak)