Great Boy
Kamis, 29 November 2012
Minggu, 18 November 2012
Bab 3 penelitian kesehatan
Perhatian
pada Bab 3 penelitian kesehatan
Setelah
selesai di bab 1 (pendahuluan) anda di acc oleh dosen, maka anda pun melaju
pesat pada bab 2 (tinjauan pustaka/kerangka teori). Saya yakin anda akan mulai
sibuk keluar masuk perpustakaan. Jika perpustakaan kampus anda cacad (seperti
pengalaman saya) maka anda akan mencari perpustakaan kampus lain atau anda
mulai mencari toko buku.
Disini
saya coba membantu anda dalam menyusun kerangka konsep. Karena disinilah kerangka
dari seluruh penelitian anda.
Lupakan
sejenak dari ketinggalan anda dari yang lain. Duduklah santai dengan kopi
dingin di hadapan anda. Putar musik kesukaan anda karena saya lebih suka anda
membaca ini dengan kepala goyang kekanan dan kiri.
Kita
mulai dengan basic ya…
Seperti
dikatakan oleh prof. dr. soekidjo notoatmojo bahwa pada garis besarnya
penelitian dilihat dari metodenya, dikelompokkan menjadi dua, yakni metode
penelitian survei (noneksperimen), dan metode penelitian eksperimen.
Dalam penelitian tidak dilakukan
intervensi atau perlakuan terhadap variable, kemudian dilihat perubahannya pada
variable lain, tetapi sekedar mengamati fenomena alam atau social yang terjadi,
atau mencari hubungan fenomena tersebut dengan variable-variabel yang lainnya. Survei
dilakukan terhadap sekumpulan objek yang cukup banyak dalam jangka waktu
tertentu. Tetapi tidak dilakukan pada seluruh objek, hanya melalui perwakilan seluruh
objek tersebut. Perwakilan seluruh objek inilah yang disebut dengan Sampel. Oleh
sebab itu penelitian survei selalu melakukan pengambilan sampel.
Survei deskriptif - survei potong silang (cross sectional)
Penelitian survei - survei retrospektif (kasus control)
Survei analitik - survei
prospektif (cohort)
A. Variabel bebas dan variabel
tergantung
1.
variabel bebas
Variabel bebas (independent, kausa, risiko)
merupakan variabel yang berubah dan diduga memmengaruhi nilai variabel
tergantung. Pada studi prevalens, kohor, dan kasus-kontrol variabel bebasnya
biasanya merupakan faktor risiko yang diteliti yang berskala nominal dikotom. Pada
uji klinis variabel bebas juga biasanya berupa variabel nominal, misal
pemberian obat eksperimental atau obat standar/placebo.
2.
variabel tergantung
Variabel
tergantung (dependen, efek, hasil, outcome) merupakan variabel yang nilainya
akan berubah dengan perubahan variabel bebas. Variabel tergantung dapat
mempunyai skala numeric, ordinal, atau nominal; skala variabel ini akan sangat
menentukan jenis analisis yang akan dilakukan.
3.
variabel pengganggu
Variabel
pengganggu (confounding) adalah variabel
yang mengganggu terhadap hubungan antara variabel independent dengan variabel
dependen. Variabel ini dapat terjadi dengan 2 cara: membuat perbedaan yang
nyata antara kelompok-kelompok (meskipun sebenarnya perbedaan itu tidak ada),
atau menyembunyikan perbedaan yang sebenarnya ada.
B. Jenis survei
1. potong silang
(cross sectional)
Dalam cross sectional, variabel sebab atau resiko dan
akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan
secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Misalnya hubungan antara antara
asfiksia dengan mati tenggelam, dan lain sebagainya.
Pengumpulan data untuk jenis penelitian ini, baik untuk
variabel resiko atau sebab (independent) maupun variabel akibat (dependent
variabel) dilakukan secara bersama-sama
sekaligus.
2. retrospektif
Penelitian ini yang berusaha melihat kebelakang
(backward looking), artinya pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang
telah terjadi. Lalu ditelusuri kebelakang tentang penyebabnya (variabel yang
mempengaruhinya).
Dengan kata lain retropekstif adalah berangkat dari
dependent variabel, kemudian dicari independent variablenya. Misalnya :
hubungan antara merokok dengan kanker paru. Maka dimulai dengan pengmpulan
kasus kanker paru lalu ke ditanyakan riwayat merokok dari waktu lampau sampai
sekarang.
3. propsektif
Kebalikan dari retropektif. Disini bersifat
melihat kedepan (forward looking), dimulai dari variabel penyebab atau faktor
resiko, kemudian diikuti akibatnya pada waktu yang akan datang.
Dengan kata lain, penelitian ini
berangkat dari variabel independent kemudian diikuti akibatnya (variabel
dependent). Misal : penelitian dimulai dari mengambil sampel dari perokok,
kemudian penderita kanker paru.
Seperti saya sebutkan
bahwa pada bab 3 terdapat kerangka konsep dan definisi operasional.
Konsep
adalah merupakan abstraksi yang terbentuk oleh generalisasi dari hal-hal yang
khusus. Oleh karena konsep merupakan abstraksi, maka konsep tidak dapat
langsung diamati atau diukur. Konsep hanya dapat diamati melalui konstruk atau
yang dikenal dengan nama variabel. Jadi variabel adalah simbol atau lambing yang
menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah sesuatu yang
bervariasi.
Oleh
sebab itu prof.DR.dr. Sudigdo Sastroasmoro, Sp>a dalam bukunya “dasar-dasar
metodologi penelitian klinis” mengatakan lazimnya kerangka konseptual ini
dibuat dalam bentuk diagram yang menunjukan jenis serta hubungan antar variabel
yang diteliti dan variabel lainnya yang terkait. Karena tidak semua variabel
akan diukur dalam penelitian yang direncanakan, pada diagram perlu digambarkan
pula batas-batas lingkup penelitian. Diagram kerangka konseptual harus menunjukkan
ketrkaitan antar variabel. Kerangka konsptual yang disuun dengan baik dapat
memberikan informasi yang jelas dan akan mempermudah pemilihan desain
penelitian.
|
Kematian
Dalam
definisi operasional anda perlu menjabar setiap dari define kerangka konsep
yang dibuat.
Mis,
terhentinya denyut jantung adalah keadaan dimana jantung tidak dapat memompakan
darah keseluruh tubuh, dan seterusnya.
SKALA PENGUKURAN
1. katagori
: tidak dapat dimanipulasi oleh matematika (skala nominal dan skala ordinal)
a. skala nominal (tidak berperingkat)
· himpunan
terdiri dari : - anggota yang memiliki persamaan
- anggota yang memiliki perbedaan
· pada
sakala nominal kita menghitung banyaknya subjek.
· 2
nilai = dikotom/binomial. Mis : ♂dan ♀
· Bila
lebih dari 2 nilai = polikotom (20 thn, 30 thn, 40 thn)
· Tak
dapat dimanipulasi oleh matematika (mean)
· Dihitung
berdasaran proporsi, persentase, risiko absolute atau relative.
· Contoh,
laki2 dan perempuan masing2 sekian, atau anak2 dan dewasa masing2 sekian.
b. Skala ordinal (berperingkat
sederhana)
· Himpunan
menurut : rangking, urutan, jabatan, pangkat.
· Tidak
sekedar perbedaan atau persamaan tetapi lebih spesifik, misalnya pada umur
dikelompokkan menjadi anak2, anak muda, tua (dewasa).
· Tidak
dapat dimanipulasi oleh matematika (+, -, x). misalnya stadium 2 bukanlah 2
kali lebih parah dari stadium 1.
2. Numeric:
berperingkat jelas, kuantitatif,, lengkap, dapat diukur. Dan dapat dimanipulasi
matematika (=, -, x).
a. Skala Interval
· Seperti
ordinal tetapi mempunyai interval (jarak). Misalnya pada umur : - <20 tahun
-
20 – 29 tahun
-
30 – 39
-
Dst
· Tidak
mempunyai nilai 0 yang alami. Misalnya : 0°c berbeda dengan 0°F
b. Skala rasio
· Perbandingan
antara lebih besar, lebih kecil atau sama.
· Punya
nilai 0 yang alami. Misalnya kolesterol, berat badan.
Nilai numeric lainnya:
a.
Kontinu :
nilai desimal (ureum)
b.
Diskret
: tidak ada nilai decimal (jumlah anak)
Sabtu, 17 November 2012
Langganan:
Postingan (Atom)